Selasa, 01 Maret 2011

E-Learning dan Learner-Centered

Jilly Chandra (10-022)
Veronica (10-026)
Venti Ayu Wibawa (10-070)
Dede Suhendri (10-078)

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari dikti.go.id, peserta didik di zaman informasi ini mempunyai kecenderungan gaya belajar aktif, sequential, sensing, dan visual (Felder dan Soloman, 1993). Generasi muda sekarang sudah mempunyai istilah baru, yaitu "Generasi Z", yaitu generasi yang sudah mahir menggunakan teknologi zaman ini. Kita, sebagai generasi Z ini, harus menggunakan proses learner centered daripada teacher centered yang biasa digunakan di masa sekolah. Untuk menggunakan proses pembelajaran seperti ini, harus ada sebuah penyesuaian, sehingga peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Perlunya penyesuaian karena metode pembelajaran teacher-centered berbeda dengan learner-centered. Peserta didik dituntut untuk lebih aktif pada proses pembelajaran, sedangkan pembimbing hanyalah menjadi mediator. Proses pembelajaran ini seharusnya telah diterapkan semasa di sekolah, tepatnya pada SMA, sehingga siswa maupun mahasiswa siap untuk terjun ke lapangan kerja.

E-learning merupakan salah satu learner centered. Bayangkan kalau e-learning merupakan teacher-centered, maka pembimbing akan ceramah, sedangkan kita tidak tahu apakah peserta didik mengikuti pembelajaran atau tidak. Jadi, learner centered membuat peserta didik tidak akan bosan karena hanya duduk mendengarkan/membaca penjelasan guru di dalam kelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar